Landasan Teori
Eangel
et al. (1995) mendefinisikan kepuasan konsumen adalah “ Satisfation is
defined here as a post-consumption evaluation that a chosen
alternative at least meets or exceeds expectations. In short, it has done at
lest as well as you hoped it would.”
Artinya
kepuasan konsumen didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu
alternative yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan atau
alternative tersebut setidaknya terlaksana sebaik yang anda harapkan. Dari sisi
perilaku konsumen, kepuasan merupakan hasil proses evaluasi konsumen terhadap
produk / jasa yang digunakan berkaitan dengan upaya pemenuhan dari konsumen itu
sendiri.
Dalam
memberikan layanan yang bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan, ada
beberapa yang dapat diambil. Keuntungan yang terbesar yaitu kepercayaan
pelanggan, karena pelanggan menilai mutu produk atau jasa berdasarkan apa yang
mereka lihat dan pahami. Manfaat dari produk dan layanan yang diberikan kepada
pelanggan harus mengarah kepada peningkatan kesetiaan pelanggan (Armistead dan
Clark, 1996).
Satisfaction
= Service Performance – Expection
Untuk
memberikan layanan yang baik kepada pelanggan, pertama kali harus mengetahui
kebutuhan dan keinginan pelanggan yaitu memastikan bahwa kebutuhan itu
memuaskan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan karena memperhatikan kebutuhan
pelanggan mengenal lima obsesi antara lain :
1. Kepuasan
pelanggan
2. Mutu
produk / jasa
3. Mendengarkan
keluhan dan saran pelanggan
4. Memahami
faktor kunci layanan pada pelanggan
5. Mencoba
bekerja dengan baik
Pendekatan untuk mempelajari
konsumen dalam membeli barang, ada 2 pendekatan :
1. Pendekatan Kardinal
2. Pendekatan Ordinal.
2. Pendekatan Ordinal.
PendekatanKardinal
Kepuasan
seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan
kepuasan misalnya mata uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi
akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu
Tambahan
kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut
kepuasan marginal (Marginal Utility) Berlaku hukum tambahan kepuasan yang
semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya
kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang
dikonsumsi secara terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar