Kamis, 29 Maret 2012

BAB I

STUDI  TENTANG  ORGANISASI

Teori-Teori Organisasi

1. Teori Organisasi Klasik
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut
juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam
teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang
tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak
mengandung kreatifitas.
Definisi organisasi menurut teori klasik : Organisasi merupakan
struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, perananperanan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain
apabila orang bekerja sama.
Teori organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi
organisasi formal.
Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal :

a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b. Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan dan Kepemimpinan

Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi
tergantung pada empat kondisi pokok: kekuasaan, saling
melayani, doktrin, disiplin. Sedangkan yang dijadikan tiang dasar
penting dalam organisasi formal adalah:

a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b. Proses skalar dan fungsional (proses pertumbuhan vertikal
    dan horizontal)
c. Struktur (hubungan antar kegiatan)
d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan
     bawahan).

2. Teori Administrasi

Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari
Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika.
Henry Fayol (1841-1925): Seorang industrialis asal Perancis
tahun 1916 menulis sebuah buku “Admistration industrielle et
Generale” diterjemahkan dalam bahasa Inggris 1926 dan baru
dipublikasikan di Amerika 1940.







Perilaku Keorganisasian 2

Kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori
administrasi:

a. Pembagian kerja
b. Wewenang dan tanggung jawab
c. Disiplin
d. Kesatuan perintah
e. Kesatuan pengarahan
f. Mendahulukan kepentingan umum
g. Balas jasa
h. Sentralisasi
i. Rantai Skalar
j. Aturan
k. Keadilan
l. Kelanggengan personalia
m. Inisiatif
n. Semangat korps

Kegiatan Manajerial atau “Fayol’s Functionalism” yaitu:

a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan

James D. Mooney dan Allen Reily :1931) Menerbitkan sebuah
buku “Onward Industry” inti dari pendapat mereka adalah
“koordinasi merupakan faktor terpenting dalam perencanaan
organisasi”. Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah
organisasi menurut mereka adalah:

a. Prinsip Koordinasi
b. Prinsip Skalar dan Hirarkis
c. Prinsip Fungsional

3. Teori Manajemen Ilmiah

Dikembangkan tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor
Definisi Manajemen Ilmiah: “Penerapan metode ilmiah pada
studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi” atau
“Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”.
Frederick Winslow Taylor menuangkan ide dalam tiga makalah:
“Shop Management”, “The Principle Oif Scientific Management”

Perilaku Keorganisasian 3


dan “Testimony before the Special House Comitte”. Dari tiga
makalah tersebut lahir sebuah buku “Scientific Management”.
Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih
dipergunakan pada praktek manajemen modern maka Frederick
Winslow Taylor dijuluki sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”.
Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:

a. Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode
    atas dasar ilmu pengetahuan.
b. Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
c. Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan
    pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.
d. Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk
    mencapai manfaat manajemen ilmiah

4. Teori Neo Klasik

Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut
juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat
ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan
penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada
“pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai
individu ataupun kelompok kerja”.
Salah tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”. Hugo
menulis sebuah buku “Psychology and Industrial Effeciency”
tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antara
manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo
adalah menekankan adanya perbedaan karekteristik individu
dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh faktor
social dan budaya terhadap organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan
yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan
Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset
Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan Elton Mayo
seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa
pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja
karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan
produktifitas.

Perilaku Keorganisasian 4

Dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya:
a. Partisipasi
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom_up



5. Teori Modern

Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat
ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik.
Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau
“Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan
neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur
organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan
tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang
berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi
merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan
apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus
bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Teori Modern VS Teori Klasik

a. Teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi
    organisasi sedangkan Teori Modern menekankan pada
    perpaduan dan perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh.
b. Teori Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan vertikal
    sedangkan Teori Modern lebih dinamis, sangat komplek,
    multilevel, multidimensi dan banyak variable yang dipertimbangkan.

Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai
tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
yang dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Boone dan Katz organisasi didefinisikan sebagai berikut :
Organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya
berinteraksi untuk mencapai tujuan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi mencakup 3
elemen pokok :

1. Interaksi manusia.
2. Kegiatan yang mengarah pada tujuan.
3. Struktur organisasi itu sendiri.

Perilaku Keorganisasian 5

Fungsi fungsi Manajemen
1. Organizing ( Pengorganisasian )

Fungsi peorganisasian adalah kegiatan dalam menentukan
macam kegiatan beserta jumlah kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan pemisahaan maupun pengelompokan kegiatankegiatan
beserta orang-orangnya yang sesuai dengan
kegiatannya disertai adanya perndelegasian wewenang.
Ada empat bagian penting yang perlu diketahui dalam
     pengorganisasian, yaitu:

1. Staffing
    Staffing merupakan suatu kegiatan yang melakukan pembagian
    kelompok - kelompok kerja menurut jenisnya beserta pengisian
    orang-orang yang sesuai dengan keahliannya.
2. Delegation of Authority
    Yaitu pendelegasian wewenang dari seorang atasan kepada
    bawahannya sesuai dengan struktur organisasi maupun
    kedudukan bawahan / kemampuan bawahan.
3. Departementasi
    Yaitu pengelompokan kegiatan-kegiatan yang sejenis untuk
    kemudian dipisahkan dengan kegiatan yang lairmya dimana di
    antara pengelompokan kegiatan tersebut tetap terjalin
    koordinasi dalam bekerja sama.
4. Personalia

2. Directing / pengarahan ( = actuating = leading = commanding )
Pengarahan adalah kegiatan yang khususnya ditujukan untuk
mengatasi dan mengarahkan bawahan sehingga seorang
pimpinan secara manusiawi bisa mengikat bawahan untuk
bekerja sama secara sukarela menyumbangkan tenaganya
seefisien dan seefektif mungkin untuk mencapai
tujuan organisasi.
Ada beberapa cara seorang pemimpin bisa mengarahkan
bawahannya di mana bawahan dapat melaksanakan pckerjaan
dengan tenang tanpa adanya sikap mendua karena pertentangan
atasan dari berbagai bagian.

Adapun cara yang biasa dikenal adalah sebagai berikut :

a. Pengarahan dilakukan dengan cara mcmberikan informasi
yang diperlukan terutama yang berhubungan dengan masalah
yang dihadapi karyawan. Pengarahan semacam ini biasanya
dilakukan untuk menangani karyawan-karyawan yang baru saja

Perilaku Keorganisasian 6

diterima sebagai karyawan baru perusahaan. Adapun
pengarahan tersebut bisa mencakup seperti tugas yang harus
dilakukan, cara-cara yang digunakan, hubungan antara sesama
karyawan, tugas melaksanakan kegiatan dan sebagainya.

b. Pengarahan dengan cara memberikan perintah yang harus
dilakukan oleh bawahan. Perintah tersebut dapat dilakukan
dengan cara tertulis ataupun lisan di mana perintah tersebut
perlu untuk dimengerti secara baik oleh atasan. Jadi atasan
harus dapat menyesuaikan kapan atasan memberikan perintah
secara formal atau tertulis maupun perintah secara lisan dan
kapan atasan harus memberikan perintah yang harus dilakukan
seluruh bawahan (umum ) maupun hanya bagian tertentu saja
(khusus).
Ada dua hal yang bisa menunjang bawahan dapat bekerja lcbih giat dan efektif:

a. Komunikasi

Komunikasi ini terutama komunikasi yang bersifat intern
khususnya komunikasi antara atasan dengan bawahan. Dengan
komunikasi yang dapat mencerminkan kejelasan yang diberikan
sesuai dengan kedudukan masing-masing anggota organisasi
dalam struktur organisasi maka komunikasi ini sangat berguna
dalam menciptakan suasana kerja sama antara alasan dan
bawahan yang dilandasi dengan saling pengertian karena
ditunjang adanya komunikasi informal ( hubungan antar karyawan)
yang efektif.

b. Motivasi
Faktor lain di samping terciptanya komunikasi yang adalah
motivasi terhadap bawahan juga diperlukan. Dengan motivasi
yang ditujukan kepada bawahan baik yang bersifat positif( dengan
menambah tingkat kepuasan tertentu: gaji. jabatan dsb ) maupun
yang negatif ( potong gaji skors dsb ) diharapkan bawahan
terdorong unluk melakukan pekerjaan yang telah diperintahkan
kepadanya Motivasi merupakan pemberian dorongan dari atasan
yang dapat mempengaruhi sikap mereka sehingga bersedia
menjalankan tugas-tugas yang selaras dengan tujuan organisasi.
Motivasi yang berhasil dari atasan dapat mendorong kreatifitas
karyawan dalam bekerja maupun dalam pemecahan masalah
yang dihadapi bawahan.

Perilaku Keorganisasian 7

3. Coordinating (Koordinasi)

Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan seorang
manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari
berbagai kepentingan dan perbedaan kegiatan sehingga bisa
tercapai tujuan organisasinya. Agar koordinasi terlaksana, setelah
manajer melakukan fungsi perencanaan, pengarahan dan
pengorganisasian maka seorang manajer harus dapat
menciptakan suasana atau lingkungan kerja yang mendorong
terlaksananya koordinasi, misalnya:
a. Memberikan latihan dan training,
b. Memilih karyawan yang trampil, menciptakan suasana kerja
yang nyaman dan sebagainya.
c. Dan yang lebih penting adalah adanya kesadaran para
karyawan tentang pentingnya koordinasi yang diperlukan guna
mencapai tujuan organisasi yang juga akan berarti tercapainya
tujuan pribadi masing-masing karyawan.
4. Controlling ( pengawasan )

Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir yang akan
dilakukan manajer guna melengkapi fungsi yang sudah dilakukan
lebih dahulu. Pengawasan merupakan fungsi yang bertujuan
untuk melakukan perbaikan - perbaikan yang perlu dilakukan jika
terjadi penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan perencanaan
yang telah ditetapkan. Pelaksanaan fungsi ini biasanya dilakukan
dengan cara membandingkan segala sesuatu yang dijalankan
dengan standart yang telah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi pengawasan mempunyai tiga kegiatan yang harus
dilakukan:

1. Menetapkan standart yang dipakai.
  Standart ditetapkan berdasarkan pada kemampuan
  seorang bekerja secara normal baik nonnal secara kualitatif
  (normal menurut pendapat umum, langsung, pimpinan)
  maupun normal secara kuantitatif ( bisa diukur melalui standart
  jam kerja. pendapatan, investasi ).
2. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standart.
3. Melakukan koreksi.
 Dalam mengkoreksi di sini sudah ditelaah masalah-masalah
 yang dihadapi, analisa dan pemilihan altematif yang
 memungkinkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
 pelaksanaan kegiatan.

  Perilaku Keorganisasian 8

Ciri-Ciri Organisasi

1. Lembaga sosial yang terdiri atas kumpulan orang dengan
  berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
2. Dikembangkan untuk mencapai tujuan
3. Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
4. Instrumen sosial yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.

















BAB II

PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAP ORGANISASI
Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi

A. Variabel-Variabel Dependen

Yaitu factor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yang
terpengaruh sejumlah factor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variable
bebas.

Variabel-variabel dependen tersebut antara lain :

1.  Produktivitas
     Yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efisiensi.
2.  Keabsenan (kemangkiran)
     Yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja
3.  Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan)
     Yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasi
4.  Kepuasan kerja
     Yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara
     banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka
     yakini seharusnya mereka terima.



B. Variabel-Variabel Independen

1. Variabel-variabel level individu
a. Usia c. Status perkawinan
b. Jenis kelamin d. Masa kerja

2. Variabel-variabel level kelompok
3. Variabel-variabel level system organisasi
                                                 
Stress Individu

Stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi
emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
Faktor pemicu stress disebut stressor
Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :

1. Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)

a) Beban kerja berlebih (overload)
b) Desakan waktu (deadline)
c) Kualitas pembimbingan rendah/low supervise
d) Iklim politis tidak aman/low comfort
e) Umpan balik kerja rendah/low feedback
f) Wewenang tidak memadai/low authority
g) Ketidakjelasan peranan/role ambiguity
h) Frustasi/putus asa
i) Konflik antar pribadi atau kelompok
j) Perbedaan nilai individu dan organisasi
k) Perubahan situasi kantor yang mengejutkan

2. Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)

a) Krisis keuangan pribadi atau keluarga
b) Permasalahan-permasalahan tentang anak
c) Permasalahan-permasalahan tentang fisik
d) Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan
e) Perubahan situasi rumah atau lingkungan
f) Permasalahan-permasalahan lainnya

Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :

1. Sifat stressor
Yaitu pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu
tersebut.
2. Jumlah stressor
Yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan.
3. Lama stressor
Yaitu seberapa sering individu menerima stressor yang sama
4. Pengalaman masa lalu
5. Tingkat perkembangan

Bab III

PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK

Pengertian Beberapa Jenis Kelompok
1. Kelompok
  Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan
  saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Kelompok Formal
 Kelompok formal adalah kelompok kerja bentukan yang didefinisikan oleh struktur                    oraganisasi dengan penugasan kerja yang sudah ditentukan. Perilaku-perilaku yang                     harus ditunjukan di dalam kelompok ini ditentukan dan diarahkan ke sasaran
organisasi.
3. Kelompok Informal
  Kelompok informal adalah kelompok yang tidak terstruktur formal dan tidak ditentukan oleh oraganisasi, dan terjadi karena respons terhadap kebutuhan akan hubungan sosial. Kelebihannya adalah kelompok ini bisa memenuhi kebutuhan sosial anggotanya yang
dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja anggotanya itu.


4. Kelompok Komando
Kelompok komando adalah kelompok yang terdiri dari individuindividu yang melapor    langsung kepada manajer tertentu, atau dengan kata lain kelompok komando adalah manajer dan semua bawahannya.
5. Kelompok Tugas
Kelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama-sama menyelesaikan tugas.
6. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan adalah orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian masing-masing orang.
7. Kelompok Persahabatan
Kelompok persahabatan adalah persekutuan sosial yang sering dikembangkan dari situasi kerja, ditetapkan bersama-sama karena memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama.

TEORI-TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK

1. Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori kedekatan menjelaskan tentang adanya aliansi diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
2. Teori Interaksi (George Homans)
Teori interaksi berdasarkan pada aktivitas, interaksi dan sentiment (perasaan atau emosi) yang berhubungan secara langsung.

Ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Semakin banyak aktivitas seseorang dengan orang lain,
semakin beraneka interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya
sentiment mereka.
b. Semakin banyak interaksi diantara orang-orang, maka
semakin banyak kemungkinan aktivitas dan sentiment yang
ditularkan pada orang lain.
c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada
orang lain, dan semakin banyak sentiment orang dipahami
oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan
ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
3. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)
Teori keseimbangan menyatakan bahwa seseorang tertarik
kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap
(seperti: agama, politik, gaya hidup, perkawinan, pekerjaan,
otoritas) di dalam menanggapi suatu tujuan.
4. Teori Pertukaran
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam
bekerja. Teori kedekatan, interaksi, keseimbangan, semuanya
memainkan peranan di dalam teori ini. Secara praktis
pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi,
keamanan, atau alasan social. Para pekerja umumnya memiliki
keinginan afiliasi kepada pihak lain.




Karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok antara lain:

a. Adanya dua orang atau lebih
b. Berinteraksi satu dengan yang lain
c. Saling berbagi beberapa tujuan yang sama
d. Melihat dirinya sebagai suatu kelompok.


ALASAN-ALASAN BERGABUNG KE DALAM KELOMPOK

1. Faktor Keamanan
Individu yang berada di dalam kelompok bisa mengurangi rasa
tidak aman karena sendirian. Merasa lebih kuat, lebih percaya
diri, dan lebih tahan terhadap ancaman.
2. Faktor Status
Bergabung ke dalam kelompok yang dipandang penting,
memberikan pengakuan dan status bagi para anggotanya.
3. Faktor harga diri
Memiliki harga diri karena menjadi bagian kelompok dan
kejelasan status mereka bagi kelompok lain.
4. Faktor Afiliasi
Kelompok bisa memenuhi kebutuhan sosial anggotanya.
5. Faktor Kekuasaan
Kekuasaan dan kekuatan bisa diraih dengan berada di dalam
kelompok yang sulit diperoleh jika sendirian.
6. Faktor Pencapaian Sasaran
Untuk mencapai sasaran dan menyelesaikan tugas dibutuhkan
lebih dari satu atau dua orang. Ada kebutuhan mengumpulkan
bakat, pengetahuan, atau kekuasaan untuk menyelesaikan
pekerjaan.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK

1. Model Lima Tahap
Lima tahap dan model laternatif bagi kelompok-kelompok
temporer dengan tenggat waktu. Model pengembangan kelompok
lima tahap mensifati kelompok sebagai melewati lima tahap yang
jelas, yaitu:

a. Tahap pembentukan (forming)
Pada tahap ini dicirikan oleh banyak ketidakpastian mengenai
maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggota
melakukan uji coba untuk menemukan tipe-tipe perilaku
apakah yang dapat diterima baik. Tahap ini selesai ketika para
anggota telah mulai berfikir tentang diri mereka sendiri
sebagai bagian dari kelompok.

b. Tahap keributan (storming)
Tahap keribuatan adalah tahap komplik di dalam kelompok
  (intragrup). Para anggota menerima baik eksistensi kelompok,
tetapi melawan batasan-batasan yang diterapkan oleh kelompok-kelompok individualitas.
c. Tahap penormaan (norming)Tahap penormaan adalah tahap
di mana berkembang hubungan yang akrab dan kelompok
menunjukan sifat kohesif (saling tarik). Sudah ada rasa
memiliki identitas kelompok dan persahabatan yang kuat.
Tahap ini selesai jika telah terbentuk struktur kelompok yang
kokoh dan menyesuaikan harapan bersama atas apa yang
disebut sebagai perilaku anggota yang benar.

d. Tahap Pelaksanaan (performing)
Tahap pelaksanaan adalah tahap berfungsinya struktur dan
diterima baik. Energy kelompok telah bergeser dari mencoba
mengerti dan memahami satu dengan yang lain menjadi
pelaksana tugas yang ada.

e. Tahap Peristirahatan (adjourning)
Tahap peristirahatan adalah tahap terakhir dalam
pengembangan kelompok pada kelompok sementara, dicirikan
oleh perhatian kepenyelesaian aktivitas bukannya ke kinerja
petugas.

2. Model Alternatif : Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat
Kelompok ini memiliki urutan tindakan (atau bukan tindakan)
mereka sendiri yang unik, seperti:

a. Menentukan arah kelompok
b. Fase inersia (lemas tanpa energy)
c. Fase transisi (peralihan)
d. Transisi mengawali perubahan besar
e. Fase inersia kedua mengikuti masa transisi
f. Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang sangat terpicu.


PENGERTIAN PERILAKU KELOMPOK

Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau
lebih individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling
bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk
jangka panjang dan pertumbuhan diri.

Faktor-faktor Kesuksesan Kelompok

Faktor-faktor yang menyebabkan suatu kelompok lebih sukses dari
kelompok lain adalah karena kemampuan anggota kelompok, ukuran
kelompok, tingkat konflik, dan tekanan internal pada anggota untuk
menyesuaikan diri pada norma kelompok. Setiap kelompok kerja
dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan kondisi internalnya.



a. Kondisi Eksternal pada Kelompok
Semua kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang
dipaksakan dari luar. Kondisi eksternal ini mencakup: strategi
keseluruhan organisasi, struktur wewenang, peraturan formal,
sumber daya, proses seleksi karyawan, evaluasi kinerja dan
system imbalan, bidaya, dan tataran kerja fisik.

1) Strategi Organisasi
Strategi keseluruhan organisasi yang meliputi tujuan-tujuan
organisasi dan cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan oleh manajemen puncak.

2) Struktur Otoritas
Ketentuan mengenai otoritas yang dimiliki oleh setiap bagian /
setiap individu dalam suatu organisasi karena setiap individu
atau kelompok memiliki otoritas yang berbeda-beda, seperti :
siapa melapor kepada siapa, siapa yang mengambil keputusan,
atau keputusan apakah yang pengambilannya diberikan
kepada individu atau kelompok.

3) Peraturan formal
Organisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan, dan
ragam lain untuk membakukan perilaku karyawan. Hal ini
dilakukan untuk membuat konsistensi perilaku karyawan dan
bisa diprediksikan apa yang akan dilakukan kelompok kerja
karyawan tersebut.

4) Sumber Daya Organisasional
Merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah,
peralatan yang dialokasikan oleh organisasi pada kelompok.

5) Proses Seleksi Personil
Kriteria-kriteria tertentu yang digunakan dalam proses merekrut
karyawan yang akan menentukan siapa yang akan ditempatkan
ke dalam suatu kelompok kerja.

6) Evaluasi Kinerja dan Sistem Ganjaran (imbalan)
Proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota
kelompok setelah dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan
system ganjaran (imbalan) akan hasil evaluasi tersebut.

7) Budaya Organisasi
Merupakan standar perilaku untuk karyawan mengenai perilaku
yang dapat diterima dengan baik atau yang tidak dapat
diterima, seperti cara berpakaian, peraturan organisasi,
perilaku jujur, integritas, dan semacamnya.

8) Tataran Fisik Kerja
Tataran fisik kerja yang dipaksakan ke kelompok oleh pihakpihak
eksternal mempunyai landasan kerja yang penting bagi perilaku kelompok kerja.
b. Sumber Daya Anggota Kelompok

Ada dua sumber daya yang berperan sangat penting pada
anggota individu, yaitu kemampuan dan karakteristik kepribadian.
1) KemampuanAda hubungan antara kemampuan intelektual
(pengetahuan) dan keterampilan dengan relevansi terhadap
tugas terhadap kinerja kelompok.
2) Karakteristik Kepribadian
Ada hubungan antara karakteristik kepribadian yang positif
dalam budaya terhadap produktivitas, semangat dan
kekohersifan kelompok

STRUKTUR KELOMPOK

Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku
anggota kelompok tersebut. Ada beberapa variabel struktur
kelompok, yaitu:
a. Kepemimpinan Formal

Pemimpin formal harus selalu ada dalam setiap kelompok,
seperti: manager, Kepala Satuan Tugas, atau Ketua Komite.

b. Peran

Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari
seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial
tertentu.

Kelompok-kelompok memberlakukan persyaratan peran berlainan
ke individu, seperti :

1) Identitas Peran
Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang konsisten dengan
   peran dan menciptakan identitas peran.
2) Persepsi Peran
Pandangan seseorang mengenai bagaimana seseorang
seharusnya bertindak dalam situasi tertentu.
3) Pengaharapan Peran
Pengharapan peran adalah bagaimana orang lain menyakini
apa seharusnya tindakan anda dalam situasi tertentu.
4) Konflik Peran
Hal ini terjadi jika individu dihadapkan kepada pengaharapan
peran yang berlainan. Misalnya patuh kepada tuntutan satu
peran yang menyebabkan dirinya kesulitan mematuhi tuntutan
peran lain.
Setiap anggota kelompok memainkan suatu peran; konsisten
dengan perannya atau sebaliknya. Bisa jadi bertemu dengan
konflik dan tuntutan hasil dengan peran itu dari organisasinya.

c. Norma

Norma adalah standar perilaku yang dapat diterima dengan baik
dalam suatu kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam
kelompok tersebut. Norma digunakan untuk mempengaruhi
perilaku anggota dan norma setiap kelompok akan berbeda
dengan kelompok lain. Norma bersifat informal walaupu ada yang
formal, yaitu yang ditulis dalam buku petunjuk organisasi.

d. Status

Status adalah posisi yang didefinisikan secara sosial yang
diberikan kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Status
ada yang formal dan informal. Status mempengaruhi kekuatan
norma dan tekanan di dalam kelompok.
1) Status dan norma
Status mempunyai beberapa pengaruh yang menarik terhadap
kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian. Misalnya
anggota berstatus tinggi pada kelompok sering diberi lebih
banyak kebebasan untuk menyimpang dari norma
dibandingkan anggota kelompok yang lain.
2) Kesetaraan Status
Penting bagi anggota kelompok untuk menyakini bahwa
hierarki status itu setara. Jika dipersepsikan adanya
kesetaraan terciptalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam
  berbagai jenis perilaku korektif.
3) Status dan Budaya
Perbedaan budaya akan mempengaruhi status, oleh sebab itu
penting adanya status yang bervariasi di antara berbagai
budaya.
4) Ukuran
Ukuran kelompok dapat mempengaruhi perilaku keseluruhan
kelompok tetapi efeknya tergantung pada variabel yang
diperhatikan.

e. Komposisi

Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari
beranekaragaman keterampilan dan pengetahuan (heterogen)
akan lebih efektif dibanding kelompok yang anggotanya
homogeny.

f. Kepaduan

Kelompok-kelompok itu berbeda menurut kepaduan mereka, yaitu
sejauh mana para anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi
untuk di dalam kelompok. Kepaduan itu akan membuat hubungan
kelompok menjadi produktif.



PROSES KELOMPOK

Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak
jelas karena ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil
yang diperoleh oleh kelompok maksimal tetapi ada juga individu yang
menciptakan keluaran (ouput) lebih besar dari pada masukan (input).

1. Sinergi

Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang
menghasilkan dampak atau efek yang berbeda dari penjumlahan
masing-masing substansi itu. Seperti : kemalasan sosial
memperlihatkan sinergi yang negative.

2. Efek Fasilitas Sosial

Efek fasilitas sosial mengacu pada kecenderungan membaik atau memburuknya kinerja sebagai respons atas kehadiran orang lain.

PENGERTIAN INTERPERSONAL

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi
diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau
biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).

Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh
orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya
dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera
(Effendy,2003, p. 30).

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orangorang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang
hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,
guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)

Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal
adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan,
komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah
sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung,
komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada
saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti
apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya.
Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk
bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

FUNGSI INTERPERSONAL
Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik.
2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik.
3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita
    dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.

Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau
informasi dari lawan bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah
antara:
1. Komunikator
a. Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap.
b. Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup.
c. Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka
    terhadap lawan bicaranya yang laki-laki.
2. Media
a. Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi
    (microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
b. Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu
    sehingga signal HP tidak dapat ditangkap.
c. Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang
   digunakan pada komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis
   mari” versi orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah
   sembuh dari sakit sedangkan versi orang Jawa Timur diartikan
   sudah selesai mengerjakan sesuatu.
d. Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang
    mempengaruhi proses komunikasi.
3. Komunikate
a. Hambatan biologis, misalnya komunikate yang tuli.
b. Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang tidak
berkonsentrasi dengan pembicaraan.
c. Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu
   malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki.

CIRI-CIRI INTERPERSONAL

1. Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan
    secara spontan baik secara verbal maupun non verbal.
2. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para perserta komunikasi.
3. Kedekatan hubungan pihak-pihak komunikasi akan tercermin
    pada jenis-jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti
    sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang dekat.

Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan,
antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :

a. Menemukan diri sendiri
b. Menemukan dunia luar
c. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
d. Berubah sikap dan tingkah laku
e. Untuk bermain dan kesenangan

Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas
umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati
(empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif
(positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1. Keterbukaan (Openness)
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai
”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang
dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang
orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan   bagi orang lain atau merasa ikut
bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya
3. Sikap mendukung (supportiveness)
4. Sikap positif (positiveness)
5. Kesetaraan (Equality)